SISTEM AKUNTANSI
PEMBELIAN KREDIT
“KELOMPOK 11”
Dosen
Pengampu :
Martinus
Budiantara SE, M.Si.,Ak.,CA
Disusun
oleh :
1. ANNISA
CHINTIA DEVI 15061156
3. ARVIE
AUDRIA 15061179
4. JUMAN
SYAHBANDI 15061174
SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN SECARA
TUNAI
A. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi dalam sebuah sistem meliputi pemasukan data ( input )
kemudian diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data, dan hasil informasi
akan ditangkap kembali sebagai suatu input dan seterusnya sehingga membentuk
siklus informasi yang dapat diperoleh dari sistem informasi sebagai sistem
khusus dalam organisasi untuk mengolah informasi tersebut.
B. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut
Jogiyanto (2005) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi
yang mengumpulkan, mengklasifikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan
informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi
pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip
adalah manajemen). (P.17)
Menurut James A.
Hall (2007), Sebuah Sistem Informasi Akuntansi menambah nilai dengan cara
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien, meningkatkan
kualitas, efisiensi, kemampuan dalam pengambilan keputusan,dan meningkatkan sharing knowledge. (P.6)
Menurut
(Romney & Steinbart, 2006) Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari .lima
komponen :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem
tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang
terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan
data tentang aktivitas-akivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses
bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memposes data
organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi,
termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan
peralatan untuk komunikasi jaringan.
(P.3)
Kelima
komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga fungsi
pentinya dalam organisasi, yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang
dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat
dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan
pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang
telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang
berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai
untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan
bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang
merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi
pemakainya.
C. Fungsi Utama Sistem Informasi Akuntansi
Adapun
Fungsi Utama Sistem informasi akuntansi adalah (Romney dan Steinbart,
2006):
1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan yang memungkinkan bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan.
3. Menyediakan kontrol yang cukup untuk menjaga asset dari organisasi
termasuk data. Kontrol ini memastikan bahwa data akan tersedia ketika
dibutuhkan dan data tersebut akurat serta dapat dipercaya.
(P.3)
D. Sistem Akuntansi Pembelian
Pembelian adalah
kegiatan pemilihan sumber, pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai
salah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan. (Mulyadi, 2008, P.298)
Menurut
Mulyadi (2008), Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan
untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi
pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor.
Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian
impor adalah pembelian dari pemasok luar negari. (P.299)
Fungsi yang terkait
dalam sistem akuntansi pembelian adalah(Mulyadi,2008):
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi
pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan
barang dagang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian
bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan
pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kualitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut
diterima oleh perusahaan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang
berkaitan dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan fungsi
pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung jawab untuk mencatat
transakasi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai
catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
Sedangkan fungsi
pencatatan persediaan bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang dagang yang dibeli ke dalam kartu persediaan. (P.299)
Menurut Mulyadi (2008) jaringan prosedur
yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah :
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang
mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian
kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk
barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan
pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian
mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk
memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian
mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan
memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai
order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan
melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima
dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan
penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai
catatan utang.
6. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening
yang di debit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan
manajemen.(P. 301)
Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir serupa karena meliputi
beberapa atau seluruh kegiatan berikut ini (Mulyadi, 2008):
1. Konsultasi dengan supplier yang
diadakan sebelum pembelian berlangsung dengan cara menghubungi beberapa
supplier untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketersediaan kuantitas dan harga
dari barang dan jasa.
2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan
barang atau jasa dengan mendapatkan persetujuan dari supervisor.
3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk
pembelian barang atau jasa dimasa yang akan datang. Perjanjian dengan supplier
meliputi pesanan-pesanan pembelian (pesanan yang sebetulnya dikirim ke
supplier) dan kontrak dengan supplier.
4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier dimana
perusahaan harus memastikan bahwa hanya batang yang dipesan berada
dalam kondisi baiklah yang akan diterima.
5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa
yang diterima dari supplier yang akan dicatat oleh
departemen hutang pada saat tagihan diterima darisupplier.
6. Pemilihan invoice yang
akan dibayar.
7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman
cek kepada supplier.
(P.301)
Menurut Mulyadi (2008) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pembelian adalah :
1. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini merupakan
formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta
fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu
seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini
biasanya dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi
pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang.
2. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan
untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat
berulang kali terjadi yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan
untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4. Laporan Penerimaan Barang.
Dokumen ini dibuat oleh
fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok
telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum
dalam surat order pembelian.
5. Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan
perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah
diterbitkan.
6. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini dibuat oleh
fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga
berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada
pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada
kreditur mengenai maksud pembayaran berfungsi sebagai remittance advice
(P.303-308)
Menurut Mulyadi
(2008), catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah :
1. Register Bukti Kas Keluar
Jika dalam pencatatan
utang perusahaan menggunakan voucher payable procedure, jurnal
yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas
keluar.
2. Jurnal Pembelian
Jika dalam pencatatan
utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang
digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Kartu Utangjika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account
payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada
pemasok adalah kartu utang. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan
menggunakan account payable procedure, yang berfungsi sebagai
catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
4. Kartu Persediaan
Dalam
sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan
untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
(P.308-310)
E. Sistem Informasi Gudang
Sistem Informasi Gudang
dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudangbertanggung jawab untuk
mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di
gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
Bagian
gudang bertugas untuk menyimpan barang-barang milik perusahaan. Penyimpanan
barang dalam gudang harus disusun sedemikian rupa supaya memudahkan pada waktu
dibutuhkan. Untuk mengawasi barang dalam gudang, bagian gudang menyelenggarakan
pencatatan dalam kartu gudang dan kartu barang. (Nugroho, 2003, P.131)
Diagram aliruntuk proses Pembeliantunai
1. Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2. Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB)
rangkap 2. Form ke-1 diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3. Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan Penawaran Harga
(SPPH).
4. SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier
(pemasok) dan satunya di arsip.
5. Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga
(SPH) rangkap 2. Surat ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6. Berdasarkan SPH,
bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan membuat Surat Order
Pembelian (SOP) rangkap 3
7. SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke
Supplier dan sisanya di arsip.
8. Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB)
dan diterima oleh bagian penerimaan
Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan / pencocokan barang yang dikirim. selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2, LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10. Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB
dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang (KG).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar