Definisi sistem
akuntansi penerimaan kas
Penerimaan
kas bisa berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai,
penjualan aktiva tetap, pinjaman baik dari bank maupun dari wesel, setoran
modal baru. Tetapi penerimaan kas perusahaan biasanya berasal dari 2
sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari
piutang.
Penerimaan
kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun
surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal
dari
transaksi
perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya
yang dapat menambah kas perusahaan. “Sumber pnerimaan kas terbesar suatu
perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai” (Mulyadi,2003:455).
Penerimaaan
kas bisa terjadi dengan berbagai macam cara seperti lewat pos, pembayaran
langsung ke kasir atau pelunasan ke bank. Uang yang diterima bias berbentuk
uang tunai, baik logam maupun uang kertas, cek, money order, bank draft, dan
lain – lain.
Dalam
penyusunan prosedur penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya dan
frekuensi masing – masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi
dan metode pengelolaan dan pengawasan fisik atau membuat catatan pengelolaan
dan pengawasan.
Penerimaan
Kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang
I.Sistem
Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penjualan
tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang lebih dahulusebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli. Setelah uangditerima oleh perusahaan, barang kemudian
diserahkan kepada pembeli dantransaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan.
Berdasarkan
sistem pengendalian yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
mengharuskan :
1.Penerimaan
kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah dengan
cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2.Penerimaan
kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartukredit,yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksipenerimaan kas.
Sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini :
A. Penerimaan
Kas dari Over-the Counter Sale
Dalam
penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihanbarang
atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dankemudian
manerima barang yang dibeli. Dalam
Over-the
Counter Sale ini,perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal
check),atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card,sebelum barang diserahkan
kepada pembeli.
Penerimaan
kas dari Over-the Counter Sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini :
(a)Pembeli
memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) diBagian Penjualan .
(b)Bagian
Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uangtunai, cek pribadi
(personal check),atau kartu kredit.
(c)Bagian
Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkanbarang kepada
pembeli.
(d)Bagian
Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
(e)Bagian
Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
(f)Bagian
Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
(g)Bagian
Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnalpenerimaan
kas.
Jika kas
yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjualmemiliki
rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke
bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro di dalamnya). Jika kas
yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yangmerupakan penerbit kartu
kredit langsung menambah saldo rekening giro penjualsetelah dikurangi dengan
credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%).Bank penerbit kartu
kredit inilah yang secara periodik melakukan penagihankepada pemegang kartu
kredit.
B. Penerimaan
Kas dari COD Sales
Cash-on-delivery
sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos,
perusahaan angkut umum, atau angkutab sendiri dalam penyederhanaan penerimaan
kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah
pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan
jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual.
COD sales
melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:
a.Pembeli
memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos
b.Penjual
mengirim barang melaui kantor pos pengirim dengan cara mengirim dengan cara
mengisiformulir COD sales di kantor pos
c.Kantor
pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan intruksi
penjual kepada kantor pos penerima
d.Kantor
pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales
memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales.
e.Pembeli
membawa surat pangilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah
yang tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos menerima penyerahan barang
kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.
f.Kantor
pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah dilaksanakan
g.Kantor
pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah selesai dilaksanakan,
sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima diterima dari pembeli
Jika
lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan, penyerahan
barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman perusahaan.
C. Penerimaan
Kas dari Credit Cerd Sale
Sebenarnya
credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu
pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual. Credit card dapat
dapat merupakan sarana bagi pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun
dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau
ang kutan umum. Dalam over-the-counter sale , pembeli datang ke
perusahaan, melakukan pembayaran ke kasir dengan angkutan umum, pembeli tidak
perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis
penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan
perusahaan melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit
kartu kredit.
Kartu
ktedit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok:
1. Kartu
kredit bank (bank card).
2.Kartu
kredit perusahaan (company card).
3. Kartu
kredit bepergian dan hiburan (travel and entertaiment card).
D. Fungsi
yang Terkait
Fungsi
yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1.Fungsi
Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan
tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran ke fungsi kas.
2.Fungsi
Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3.Fungsi
Gudang. Fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan barang yang disimpan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke funsi pengiriman.
4.Fungsi
Pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5.Fungsi
Akuntansi. Bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
E. Informasi
yang Diperlukan oleh Manajemen
Informasi
yang umumnya diperlukan oleh manajemendari penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
1.Jumlah
pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2.Jumlah
kas yang diterima dari penjualan tunai.
3.Jumlah
harga pokok produk yang di jual selama jangka waktu tertentu.
4.Nama
dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjulan produk tertentu,
namun pada umumnya infor masi nama dan alat pembeli ini tidak diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5.Kuantitas
produk yang dijual
6.Nama
wiraniaga yang melakukan penjualan.
7.Otorisasi
pejabat yang berwenang.
F. Dokumen
yang Digunakan
Dokumen
yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai adalah :
1.Faktur
penjualan tunai
Dokumen
ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh manajemen
mengenai transaksi penjualan tunai.
2.Pita
Register Kas (cas register tape)
Dokumen
ini dihasilkan oleh fungi kas dengan cara mengoperasikan mesin register. Pita
register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas
dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam
jurnal penjualan.
3.Credit
Card Sales Slip
Dokumen
ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan
diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu
kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atu jasa, dokumen ini di isi oleh
fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bang yang
mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan
kepada pemegang kartu ktedit.
4.Bill of
lading
Dokumen
ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada
perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5.Faktur
penjulan COD
Dokumen
ini digunakan untuk merekam penjualan COD
6.Bukti
Setor Bank
Dibuat
oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank.
Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan
dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali
bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk
pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
7.Rekapitulasi
harga pokok penjualan
Dokumen
ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang
dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang
dijual.
G. Catatan
Akuntansi yang Digunakan
Catatan
akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah
:
1.Jurnal
Penjualan
Jurnal
penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen
memerkukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka
waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis
produk guns meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut.
2.Jurnal
Penerimaan Kas
Jurnal
ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai
sumber, diantaranya penjulan tunai.
3.Jurnal
Umum
Dalam
transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
4.Kartu
Persedian
Kartu
persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga
pokok produk yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan di
fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian barang yang disimpan
digudang.
5.Kartu
Gudang
Catatan ini
tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya nerisi data kuantitas persediaan
yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk
mencatat .kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk
yang dijual.
H. Jaringan
Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan
prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah :
1.
Prosedur order penjualan
2.
Prosedur penerimaan kas
3.
Prosedur penyarahan barang
4.
Prosedur pencatatan penjualan tunai
5.
Prosedur penyetoran kas ke bank
6.
Prosedur pencatatan penerimaan kas
7. Prosedur
pencatatan harga pokok penjualan
I. Unsur
Pengendalian Intern
Unsur
pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
Organisasi
:
1.Sistem
penjualan harus terpisah dari penjualan tunai
2.Fungsi
kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3.Transaksi
penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas , fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi
Sistem
Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
4.Penerimaan
order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir
faktur penjualan tunai
5.Penerimaan
kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur
penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut
6.Penjulan
dengan Kartu Debit Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank
penerbit kartu debit.
7.Penyerahan
barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman otorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan
tunai
8.Pencatatan
ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
tanda pada faktur penjualan tunai
Praktik
yang Sehat :
9.Pita
register kas bernomor urut dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan
10.Kas yang
diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama
dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya
11.Perhitngan
saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh
pemeriksa intern.
4. Pimpinan
–
Menerima Laporan Penjualan Tunai (LPT) dari bagian keuangan
II.
Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Penerimaan
kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara :
(1)
Melalui penagih perusahaan,
(2) Melalui pos, dan
(3) Melalui Lock-Box collection plan
(3) Melalui Lock-Box collection plan
Diantara
berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang seharusnya
mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas nama, yang
secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran
diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima kas
dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat
menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
A. Fungsi
yang Terkait
Fungsi
yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
1.Fungsi
Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat
bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan
(remintance ad-vice) melalaui pos dari para debitur perusahaan.bertugas untuk
membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
2.Fungsi
Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung langsung kepada
debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk
melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3.Fungsi
Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalaui penagih
perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk penyetoran kas yang diterima
dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
4.Fungsi
Akuntansi. Bertanggung jawab atas pencataan penerimaan kas dari piutang kedalam
jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang.
5.Fungsi
Pemeriksa Intern. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan perhitungan
kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi ini
juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang disenggarakan oleh fungsi akuntansi.
B. Dokumen
yang Digunakan
Dokumen
yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
1.Surat
Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan
bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang
dikirim oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang
menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber
dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat
pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
2.Daftar
Surat Pemberitahuan. Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh
fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang
perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop
surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima setiap hari.
3.Bukti
Setor Bank. Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari
piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke
bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh
bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi
akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari
piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
4.Kuitansi.
dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi
para debitur yang melakukan pem penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
mengembalikan cancalled check kepada chack issuer. Jika cancalled chack
dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas
digantikan fungsi oleh cancallad check.
C. Unsur
Pengendalian Intern
Unsur
pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang
Organisasi
:
1.Fungsi
akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2.Funsi
penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi.
Sumber
Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
3.Debitur
diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara
pemindah bukuan (giro bilyet).
4.Fungsi
penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
5.Pengkreditan
rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus
didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
Praktik
yang Sehat:
6.Hasil
perhitungan kas harus direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor
penuh ke bank dengan segera.
7.Para penagih
dan kasir harus diasuransikan.
8.Kas
dalam perjalanan (Baik yang ada ditangan Bagian Kasa maupun ditangan bagian
perusahaan) harus diasuransikan.
D. Sistem
Peneriamaan Kas Dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan
Penerimaan
kas dari piutang m bagian melalui penagih perusahaan dilaksanaan dengan
prosedur :
1.Bagian
piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagih
2.Bagian
penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaaan untuk
melakukan penagihan kepada debitur
3.Bagian
penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur
4.Bagian
penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa
5.Bagian
penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan
posting ke dalam kartu piutang
6.Bagian
kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur
7.Bagian
kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan
endorsement oleh pejabar yang berwenang
8.Bank
perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur.
E. Sistem
Penerimaan Kas Dari Piutang Melalui Pos
Sistem
penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut
ini:
1.Bagian
Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi penjualan
kredit terjadi.
2.Debitur
mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuaan melalui pos.
3.Bagian
sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
4.Bagian
sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5.Bagian
sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting kedalam kartu piutang.
6.Bagian
kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda penerima
pembayaran dari debitur.
F.
Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan
1.Bagian
penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi
penjualan kredit terjadi.
2.Debitur
melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo
dengan mengirim cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota
terdekat
3.Bank
membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh
perusahaan.
4.Bank
membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat
pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat.
5.Bank
mengurus chack clearing.
6.Bagian
sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan.
7.Bagian
sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa.
8.Bagian
kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnak untuk
dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar